Menu Bar

Friday, 19 July 2013

Zona Abu-Abu.

Keraguan di antara sebuah keinginan.
Zona Abu-Abu.

Haruskah tetap disini ataukah melangkah pergi melalui medan yang tak diketahui itu?
Apa yang sebenarnya kau inginkan?
Kau tahu bukan?
Kau pasti tahu..
Kau hanya khawatir jika seandainya medan yang akan ditapaki terlalu jauh dan berbatu.
Meski jauh dan berbatu, bukankah itu tetap jalan? Sebuah jalan selalu dapat dilewati.
Bahkan, jika tak ada jalanpun, kau tetap dapat melewati tempat itu, selalu ada penghubung antara dua hal yang tak bersatu.
Hanya saja, kau harus berusaha lebih lagi.
Bukan hanya mengandalkan kekuatanmu sendiri, kau juga harus berusaha berinteraksi dengan penghubung itu.

Tapi...
Bagaimana jika jalan itu terlalu jauh?
Perjalanan itu akan sangat melelahkan.

Apa yang kau inginkan?
Kau tahu bukan?
Kau pasti tahu...
Perjalanan itu terlalu jauh, terlalu lama untuk dijalani.
Namun, disana, yang kau inginkan itu menunggumu.
Sama sepertimu, yang kau inginkan juga menunggumu selama kau melakukan perjalanan menjemputnya.
Bukankah lebih membosankan jika kita hanya duduk diam menunggu hal yang tak pasti tanpa melakukan apapun?
Mengapa kau tak bergegas?
Bagaimana jika yang kau inginkan dijemput oleh orang lain?
Karena terkadang, beberapa orang menginginkan hal yang sama.
Keluarlah, keluar dari zona abu-abu itu, dan nikmati perjalananmu.
Kau tau yang kau inginkan.

Thursday, 11 July 2013

Manado: menginap dimana?

Manado, sebuah kota di penghujung utara pulau Sulawesi.
Kota penuh pesona alam dan budaya.
Aku sepertinya jatuh cinta pada kota ini.

Perjalanan ini masih sama seperti perjalanan sebelumnya, masih urusan pekerjaan.
Pekerjaan dengan bonus liburan di akhirnya. Hehe.. And I really love this kind of job :D
Aku dan 5 orang patnerku (sekaligus temanku) terbang ke Manado dari Bandung menggunakan Bata*** air saat itu. Ini pertama kalinya kami menggunakan maskapai penerbangan ini.
Kami memilih maskapai ini karena faktor harga, paling murah.. Hihi
Meskipun perjalanan ini dibiayai oleh atasan kami, namun, kita harus bijak dalam menggunakan uang bukan?
:)

Saat itu, bulan Desember, saat natal tiba. Harga tiket sedang tidak bersahabat, selain itu, tujuan kami adalah Manado. Salah satu kota dengan populasi umat Kristiani terbesar di Indonesia.
Wajar saja harga tiket melambung tinggi, dan kami memesan tiket sehari sebelum keberangkatan.
Bisa dibayangkan bukan?
Pemilihan tiket harus dilakukan sebijak mungkin (dibaca sehemat mungkin) :p
Kami memilih penerbangan sore, sengaja, agar bisa melihat sunset dari pesawat^^
Aku memilih window seat, dan benar saja, seperti yang ku duga, semburat keemasan karena tenggelamnya mentari itu benar-benar indah.
Aku ingin terus memandang mentari yang tenggelam perlahan di belakangku itu.
Tapi tidak ku lakukan..
(Soalnya pegel boo.. Kami terbang dengan arah berlawanan dengan tenggelamnya matahari, jadi harus ngeluarin ekstra tenaga buat ngeliat ke belakang dari kaca jendela) 3 jam 30 menit perjalanan dengan batavia air cukup membuatku terkesan. Pertama, terkesan karena live sunset, dan kedua karena penerbangannya yang kurang nyaman. Sangat tidak nyaman sebenarnya T^T
Turbulensinya sangat terasa, dan itu membuatku cukup mual, dan berjanji pada diriku sendiri untuk tidak menggunakan maskapai ini lagi.
Dan janji ini pasti terealisasi, karena sekarang maskapai ini berenti beroperasi. Horeeeeee! !! :p
Lupakan batavia air, dan kembali ke cerita :D

Kami sampai di bandara Sam Ratulangi cukup larut. Pukul 23.00 waktu setempat kalau tidak salah.
Tengah malam di tempat asing.
Bingung? Iya. Pusing? Sangat. Lapar? Jugaaaaa. Haha :p
Jadi kami putuskan untuk makan terlebih dahulu sebelum memutuskan bagaimana nasib yang akan kita jalani berikutnya.
Sembari makan, kami searching penginapan untuk menampung kami, setelah searching, searching, dan searching lewat bantuan om google, kami memutuskan untuk menginap di hotel VINA. Jeng jeng!
Kenapa hotel Vina?
1. Ada jemputan gratis ke bandara.
2. Harga murah meriah, cuma 175 ribu per malam, include makan pagi.

Begitu nyampe hotel, agak sedikit shock. Apalagi waktu masuk kamar.
Hmmmmhhhhh :|
Kami pesen kamar dengan spesifikasi king size bed, dan emang king size sih..
Tapi.. . . Kualitasnya ga pantes buat di sebut king version.
Kamar tidak bisa di kunci, kasurnya udah tua, jadi tingkat ke"enyoy"an kasur sudah berkurang, sangat berkurang sampai pegas kasurnya itu terasa di balik punggung.
Selain itu, sprei kasurnya terlihat lusuh, agak sedikit aras-araseun untuk berbaring di atasnya, aroma kamar kami cukup khas, semacam bau curut, tukas teman sekamarku. Wuahaha

Begitu masuk toilet, kami disambut oleh toilet duduk yang sudah menguning, dan hanya bisa disiram manual, air juga tidak mengalir lancar, jangan heran jika tiba-tiba air mendadak berhenti mengalir saat anda menggunakan toilet, karena hak itu juga terjadi pada kami. Hiyahaha
Tapi kamar kami cukup baik jika di bandingkan dengan kamar lain, kamar lain lebih mengenaskan.
Di kamar kami terdapat TV dan AC (tapi ga berfungsi sih), dan kipas angin yang baling-balingnya sudah agak kesulitan untuk berputar.
Satu kata yang menggambarkan hotel kami di malam pertama ini adalah NGENES.
Di tambah menu sarapan yang tidak kalah ngenesnya. Nasi goreng kering tanpa rasa. wuahaha *tepok jidat* x)

Setelah selesai sarapan, kami langsung berpencar ke lokasi pekerjaan masing-masing.
Kali ini, aku hanya masih bercerita mengenai perjalanan non-job ku selama di Manado. Jadi, singkat cerita, aku dan kedua rekanku selesai bekerja (kebetulan kami bertiga ditempatkan di kabupaten yang sama). Selama bekerja, kami ditemani oleh seorang pendamping dari kabupaten tersebut, yaitu kabupaten Minahasa Utara.
Berkat bantuan beliau, kami mendapatkan sebuah hotel yang nyaman, dan dengan harga sesuai kantong. Aku merasa benar-benar beristirahat sejak pindah ke hotel tersebut. Hehehe (lebay)

Hotel Grand Central Manado.

Harga kamar yang ditawarkan hotel ini bervariasi, mulai dari 475.000 rupiah per kamar (untuk weekdays).
Menurutku, harga tersebut cukup murah, karena fasilitas yang ditawarkan sangat memuaskan.
King Size Bed and real King Bed Version, AC yang benar-benar berfungsi, kunci kartu, Water heater, TV kabel, meja rias, dll, tidak seperti hotel pertama kami. Dan lagi, satu kamar ini dapat ditempati oleh dua orang, jadi jika dihitung-hitung, permalam satu orang hanya perlu membayar 237.500 rupiah untuk mendapatkan kenyamanan yang ditawarkan tersebut, termasuk makan pagi yang benar-benar memanjakan perut :))
Jelas saja fasilitas di hotel ini memuaskan, karena memang ini hotel berbintang. Jadi sebenarnya, kedua hotel yang ku ceritakan ini tidak bisa di bandingkan, tidak setara. Hehehe :p

Cerita di atas hanya sebuah cerita mengenai sebuah pengalaman, bukan sebuah cerita yang ditulis untuk menjelek-jelekan salah satu pihak :)
Aku hanya ingin berbagi tips dan pengalaman..

  1. Memilih penginapan saat melakukan traveling itu sangat penting, karena kita perlu stamina yang cukup untuk bertraveling di siang hari, dan stamina itu dibangun salah satunya melalui istirahat yang baik.
  2. Pemilihan hotel juga harus disesuaikan dengan budget yang di miliki.
  3. Siap dengan segala resiko dari pilihan yang telah kita ambil, kalau kita memilih hotel dengan low price, maka harus siap pula dengan low facility, begitu juga jika kita ingin mendapatkan best facility, harus siap membayar lebih.


Selalu ada harga yang harus di bayar jika kita ingin mendapatkan sesuatu hal.

Sekian postingan kali ini, thanks for reading :D
Traveling in Manado is to be continued :D


Cari Kost Sekitar Kampus UPI

Bulan Juli, bulan penerimaan mahasiswa baru.
Biasanya, mahasiswa baru bakal disibukan oleh berbagai rutinitas yang cukup "riweuh".
Dari mulai mencari tempat tinggal selama menuntut ilmu, mencari barang-barang pengisi kost, sampai mengurusi administrasi dan mengikuti ospek.
Untuk itu, disini saya ingin membagi pengalaman tentang hunting Kost dan pindahan. Semoga dapat membantu readers.

Mencari kost yang cocok itu cukup sulit. Karena ada berbagai faktor, baik faktor lingkungan, faktor ekonomi ataupun faktor ke"sreg"an dari diri kita sendiri. Karena itu, memilih kost tidak boleh sembarangan, harus dipikirkan secara matang, dan mengacu pada ketiga aspek tersebut. Jangan sampai salah memilih kost, karena nasib hidup setahun ke depan akan dipengaruhi oleh kost juga.

Kostan sekitar kampus UPI biasanya dihitung pertahun. Sangat sulit menemukan kost perbulan di daerah UPI. Berikut ini tips yang mungkin membantu dalam pencarian kost di daerah UPI. Jika readers merupakan mahasiswa fakultas:

A. FPBS dan FPEB

Disarankan untuk mencari tempat kost di daerah Ledeng, Sersan Bajuri, dan Cilimus. Ketiga daerah ini letaknya cukup dekat dengan FPBS dan FPEB. Pilihan harga kost di tempat ini bervariasi, mulai dari 3 jutaan.
Ledeng merupakan kawasan sekitar Terminal Ledeng, jadi apabila readers sering pulang-pergi kampung halaman, Ledeng dapat menjadi satu lokasi yang patut dipertimbangkan.
Sersan Bajuri dan Cilimus merupakan dua daerah yang cuacanya cukup dingin, karena lokasinya yang tinggi, akan tetapi, daerah ini cukup sepi jika malam tiba, dan para penjaja makanan tidak sebanyak di Geger kalong dan Panorama.

B. FPIPS, FPTK, dan Pascasarjana

Ketiga fakultas ini merupakan fakultas yang menurutku paling strategis letaknya, karena lokasi ketiga fakultas ini dekat dari beberapa tempat, seperti GegerKalong girang, Geger Kalong Tengah, dan Panorama. Selain itu, dekat dengan jalan utama Setiabudi.
Sepanjang jalan Geger Kalong banyak sekali penjual makanan dengan berbagai variasi. Jadi, apabila readers suka dengan kuliner, lokasi kost di daerah Geger Kalong sangat di sarankan. Untuk harga, biasanya tempat kost di daerah ini sedikit lebih mahal di banding Ledeng, Sersan Bajuri, dan Cilimus.

C. FIP, FPMIPA, dan FPOK

Aku menyebut ketiga fakultas ini sebagai fakultas terbelakang, karena letaknya yang berada di paling belakang, paling jauh dari jalan utama Setiabudi.
Tempat kost yang cukup dekat dengan ketiga fakultas ini adalah Geger Kalong Girang, Geger Asih, Geger Arum, dan wilayah KPAD.Harga kost di daerah ini bervariasi, biasanya harga kost menurun seiring dengan semakin jauhnya lokasi dari jalan utama Setiabudi.
Readers dapat menemukan tempat kost dengan harga yang cukup murah dengan fasilitas yang cukup lengkap jika readers memilih lokasi di Geger Arum. Akan tetapi, lokasinya cukup jauh dari jalan utama Setiabudi. Sekitar 15 menit berjalan santai. Namun, dekat dengan ketiga fakultas tersebut.
Saya sendiri pernah memilih tempat kost di daerah Geger Kalong Tengah, namun sekarang saya pindah ke daerah GegerKalong girang, dekat dengan geger arum, dan KPAD. Saya memilih pindah ke daerah baru ini karena ingin lebih dekat dengan fakultas saya, yaitu FPMIPA. Saya cukup puas dengan kost baru saya ini, namun kost ini cukup jauh dari jalan utama.

Berikut ini saya tambahkan gambar mengenai kost baru saya, barangkali dapat membantu readers yang sedang mencari kost.

Pondok Pitaloka 1
Terdiri dari 36 kamar, terbagi menjadi 4 jenis bangunan, yaitu blok biru, blok kuning, blok hijau, dan blok merah. Setiap blok disewakan dengan harga berbeda, tergantung dari ukuran kamar dan kondisi bangunan.
Harga berkisar 4,8 juta pertahun-6 juta pertahun, kamar mandi di dalam. Kondisi kamar kosong.
Sekian postingan ini, semoga dapat membantu readers :))
Blok Kuning dan Hijau
Blok Biru
Kondisi Kamar Kosong untuk Blok Biru

Wednesday, 10 July 2013

A trip To Banjarmasin


Ini bukan cerita tentang perjalanan terencana.

Ini hanya cerita mengenai perjalanan singkat tanpa rencana.



"Indonesia itu indah." Itu adalah kata yang sering ku dengar dari reporter acara wisata di televisi.
Dan dari hasil tayangan wisata yang disiarkan, pernyataan itu memang valid :))
Setiap lokasi yang di liput, selalu berhasil membuatku tersihir dengan pesona alam yang di milikinya.
Mata ini selalu ingin melihat sudut-sudut alam itu secara langsung, bukan dibatasi oleh layar kaca.
Kaki ini ingin menapaki tanah-tanah asing itu, dan diri ini ingin berinteraksi dengan lingkungan alam itu.
Itu impianku.
Menjelajah tempat-tempat di muka bumi ini dengan usahaku sendiri :)

Semester 5 perkuliahanku, aku menyebutnya semester terproduktif.
Pada semester itu, aku mendapatkan banyak pelajaran berharga, termasuk di bidang pekerjaan. But, i won't share about the job here, because this story is about an nature adventure :D
Nahh.. Dari pekerjaan-pekerjaan yang ku dapat, aku berkesempatan untuk terbang ke dua kota di dua pulau yang ada di Indonesia.

Pertama, Banjarmasin, Kalimantan Selatan.
Kota yang cukup bersih, dan ramah.
Banyak sungai-sungai besar, yang cukup membuatku "mbrigidig" karena melihat lebarnya yang tidak biasa.
Layaknya sungai muda, sungai-sungai lebar di Banjarmasin berwarna kecoklatan, khas sungai muda.


Sudah datang dan melihat sungai-sungai itu, namun sangat di sayangkan, aku tidak sempat merasakan sensasi belanja di pasar apung. Hiks.. Menurut informasi yang ku dapat dari bapak supir Taxi, pasar apung di Banjarmasin buka sejak subuh sampai pagi. Jadi, ini tips kalau mau ke pasar apung: harus bangun subuh :))

Meski aku tak merasakan pasar apung, tapi aku merasakan sensasi makan makanan khas banjarmasin, yaitu soto banjar, dengan terapung di atas Sungai Barito :D

"Ini nih, solusi kalau ga sempet ke pasar apung karena kesiangan bangun, makan soto banjar dengan terapung di atas sungai Barito.
Seengganya, sama-sama di atas sungai Kalimantan :p , tapi aku lupa nama tempat makannya apa, yang jelas di bawah jembatan Sungai Barito, tanya orang sekitar, pasti tahu, karena notabene disitu soto banjar yang terkenal. Harganya juga murah, cuma 19000, udah termasuk es kelapa muda (kalo ga salah, lupa soalnya)"
Sembari menikmati Soto Banjar, kita dapat menikmati pemandangan Sungai Barito yang kecokelatan, kurang memanjakan mata memang. Namun, saat itu, aku tertarik pada sebuah perahu yang melintas di Sungai itu. Sepasang insan berumur sedang mendayung perahu kayu yang mereka tumpangi. Aku tidak tahu kemana tujuan Kakek-Nenek itu berlabuh, yang aku tahu, mereka mendayung perahu itu bersama-sama, bahkan di usia yang sudah tak lagi muda. Suatu hari nanti, aku ingin seperti mereka. Bersama-sama mendayung "perahu" dengan orang yang ku sayangi hingga usia senjaku :)
Setelah puas menikmati Sungai Barito, tujuan perjalanan berikutnya adalah pasar batu Martapura. Ibu-ibu pasti betah deh di pasar ini. Wahaha.. Batu-batu permata berseliweran di depan mata. Ratusan atau bahkan ribuan (?) toko berjajar menjual berbagai jenis perhiasan. Mulai dari batu kali, sampai batu mulia. Buat yang suka perhiasan dan belanja, tempat ini wajib di kunjungi. Dan yang kurang suka perhiasan, tetap wajib di kunjungi. hehe.. Karena di sini juga merupakan pusat oleh-oleh terbesar kota Banjarmasin, makanan khas, pernak-pernik, dan kain-kain khas Kalimantan di perjualbelikan di tempat ini. Harga di sini bukan harga pas, jadi, tawar-menawarlah sebelum membeli, dan rasakan sensasinya :D

Awalnya, aku sama sekali tidak suka akan tawar menawar barang di pasar, namun sejak melakukan transaksi di pasar Martapura, aku jadi menyukai kegiatan itu, tepatnya ketagihan. Dan seperti kurang afdol jika membeli tanpa menawar. Hihihi.. Jika kita ingin membeli batu permata di tempat ini, harus hati-hati dan teliti, terutama jika batu permata yang hendak kita beli tersebut merupakan batu permata mahal, karena tidak menutup kemungkinan adanya barang palsu yang diperjualbelikan di tempat ini.
Teliti sebelum membeli itu perlu :))

Saat berbelanja di pasar ini, aku tertarik pada satu gelang yang terlihat cocok untuk Mamahku. Ini gelang itu, baru ini yang bisa ku belikan buat Mamah, semoga suatu hari nanti aku mampu memberi Mamah lebih dari ini, dan bukan hanya untuk Mamah, tapi juga untuk Papah .....
:)

Perjalanan keluar pulau pertamaku (oleh hasil usahaku sendiri), cukup mengesankan. Segala sesuatu yang baru pertama kali kita lakukan selalu berkesan bukan? Namun, perjalanan kali ini belum menjadi perjalanan alam yang selama ini aku ingin rasakan. Mungkin suatu hari nanti, aku akan kembali ke tempat ini, melakukan perjalanan menikmati alam Kalimantan, menapaki jalanan berimbun pepohonan Kalimantan, melihat orang utan, dan terapung di atas perahu sayur di pasar apung.
Semoga akan ada kesempatan lain :)

Sunday, 7 July 2013

A leaf under the sunshine


"dedauan.. akan gugur pada masanya, atau terbang disapu angin."



Jika aku sebuah daun..
Aku ingin menjadi daun yang gugur pada waktunya.
Bukan daun yang gugur karena terpaan angin, dan berakhir tergeletak di permukaan bumi.
Aku ingin menjadi sehelai daun yang hidup di bawah sinar mentari sampai tiba waktunya untuk gugur karena usia.

Tuesday, 2 July 2013

Eleven.


Satu kepala, satu pandangan, satu perasaan. How about  eleven?
:))



Menyatukan dua kepala itu sulit. Bagaimana jika sebelas?
Menurutmu?
:))



Ini menurutku, setiap kepala punya pandangan sendiri, dan ada perasaan sendiri. Ketika kita memiliki pandangan yg berbeda, itu wajar, karena emang pada dasarnya setiap orang emang beda.
Untuk itu, belajar untuk menjaga perasaan orang lain seperti kita juga ingin orang lain menghargai kita rasanya sangat perlu untuk ditingkatkan.



Now, I've live a life after a week with my 10 new friends.
Gimana rasanya hidup sama orang baru? Nyamankah? Atau akward?
Hmmm... Awalnya sedikit canggung, pasti.
Setiap makhluk hidup butuh waktu untuk menyesuaikan diri ketika menghadapi komunitas dan ekosistem baru kan?
Tapi setelah beradaptasi, pasti akan ada hal baru yang kita pelajari.
^^


And, all my patners have a good behave. Sangat baik. Setiap orangnya unik. Dan KKN disini sangat menyenangkan karena sifat mereka yg berbeda, setiap hari ga pernah engga ketawa. Sampe sakit perut tiap berbincang dengan mereka x))

Tapi, ada kalanya kami berselisih pandang, setiap orang kan punya satu kepala yang berbeda :))
Atau kadang, kami lupa bahwa kami setiap pribadi yang tidak sama..
Hidup dengan orang yang baru dikenal itu ga mudah..
Apalagi banyak.. Hihi
Apa yang mereka suka, belum tentu kita suka.
Dan apa yang kita suka, juga belum tentu mereka suka.
Disini pentingnya rasa buat saling ngehargain satu sama lain :)


Semoga kehadiran dan program yang kami adakan di lokasi tersebut benar-benar bermanfaat bagi warga sekitar.