Menu Bar

Tuesday, 3 December 2013

Between a mean.

Between a mean.
Di antara sebuah arti kata, kita mengartikan sebuah perasaan. Haruskah selalu seperti itu? Atau cukupkah dengan perasaan, meski kadang tak terucap dalam bahasa?


Aku, dan mereka. Kami berada diantara puluhan, bahkan ratusan perbedaan, atau mungkin lebih dari itu. Aku tak tahu. Merekapun tak tahu secara pasti. Satu hal mutlak yang kami ketahui secara pasti, kami berbeda. Kami mencoba memahami perbedaan satu sama lain, kami mencoba bertahan.

Seorang bertahan dengan mati-matian bercerita atas sebuah rasanya, berharap dengan cara itu kami dapat lebih lagi untuk saling memahami. Di sisi lain, ada yang bertahan dalam diam, berharap melalui cara itu kami dapat lebih lagi saling menghargai perasaan sesama kami, tanpa menyakitinya melalui kata-kata beribu makna yang kadang tak selaras dengan rasa. Seorang lainnya, tak diam dan juga tak mati-matian bercerita, ia hanya bercerita pada seorang yang tepat. Berharap melalui cara itu, jalan keluar dari sebuah masalah -yang diakari perbedaan ini- dapat terselesaikan, dan kami pada akhirnya, kami akan tetap bisa bertahan.

Dari kesekian cara yang kami pilih, mungkin tak satupun yang dapat membuat perbedaan ini teratasi. Namun, kami tak ingin berhenti, karena menghargai dan memahami, itu yang lebih kami inginii. Kami tak selalu memerankan posisi yang sama di setiap waktu. Kami lelah, namun kami tak ingin menyerah. Posisi manapun diantara itu, tujuan kami tetap sama, bertahan dalam perbedaan. Hanya cara kami saja yang berbeda. Karena kami memang berbeda.

Terimakasih untuk perbedaan ini. Karena semuanya ini lah yang membuat kita selalu belajar, dan meracik hidup menjadi tak hambar.

Sometimes we fight,
But there's so many times we laugh together with,
We are different, but we are friends.
And we will always be.
:)

Untuk Kita yang Berbeda.


3 Desember 2013.

Saturday, 16 November 2013

Hujan

Terkadang aku menyukai hujan.
Namun sesaat, aku membencinya.
Masih hal yang sama, namun berbeda rasa.

Rintik hujan masih menemaniku sore ini. Sama seperti beberapa hari sebelumnya. Sayup gemericik butiran air itu terdengar ditelinga. Hawa dingin menyapa kulit. Cuaca  ini pernah membuatku merasa nyaman.  Saat aku merasa……. entah. Entah bagaimana aku harus menggambarkan perasaan itu. Alone, but not alone.

Namun, terkadang aku membencinya. Dia yang pernah membuatku nyaman. Hujan. Aku benci saat harus melihat awan kelabu diatasku. Dan terkadang, aku benci saat tetesan air yang suaranya ku sukai itu mengenai kulitku. Padahal aku menyukai hawa hujan yang ku rasa melalui indera peraba ini. Mungkin aku tak benar-benar menyukainya. Dan tak benar-benar membencinya.

Ada banyak hal yang sulit untuk dimengerti.
Namun, yang pasti, sebuah rasa akan selalu ada.

17 November 2013

Saturday, 3 August 2013

Manado, Sulawesi Utara.


I love to see the sea.
I love to see the culture.

I love to see the nature.

I love that kind of place.

It is exist in this world, one of them is North Sulawesi.


Sepertinya aku benar-benar tersihir oleh tempat ini. Aku baru memiliki kesempatan untuk menjajakan kaki di tanah Minahasa selama 4 hari di Desember 2012. 3 hari untuk bekerja, dan 1 hari untuk berlibur. Aku butuh waktu lebih panjang untuk menikmati suasana kota ini.

This province have too much place to go.
This province have too much culture too see.
And too much nature too enjoyed.
Aaahhhhhh, one day is not enough to explore this place.
It's very short time.
I need some more time.


 Take a picture from a far distance, near a road.

Begitu di dekati, lautnya biru banget. aaaaa~ ga tahan pengen nyebur, tapi.....

 Matahari mulai tenggelam, what a view ^__^

The Sunset in Minahasa Utara. I really love this picture.

It such a beautiful view.
Foto-foto itu aku ambil di tengah perjalananku kembali ke Manado, sepulang bekerja dari kabupaten Minahasa Utara. Aku tidak tahu pasti nama tempat itu apa. Tempat itu bukan objek wisata umum yang dikelola oleh pihak swasta maupun pemerintah. Tempat itu merupakan bagian dari pemukiman warga setempat. I stay on the beach for a while, menikmati riak kebiruan dan sapaan lembut angin yang berhembus, hingga mentari kembali ke peraduannya. What an amazing view ^__^

Then, i wonder, suguhan alam macam apa lagi yang dimiliki tempat ini?
Aku ingin menjelajahinya, khususnya Bunaken. One of place in this country that very famous because of it's undersea view. Tempat ini sangat terkenal dengan keindahan biota lautnya. Bagaimana rasanya melihat pemandangan bawah laut itu secara langsung? It must be AMAZING. And i just can imagine it, because i didn't go to that place.
Hiks T____T

Aku hanya dapat menikmati Bunaken dari bibir pantai yang lain. Dari sudut pengambilan gambar di bawah ini. Di sebuah rumah makan yang bahkan aku lupa namanya, The Ritz kalau tidak salah. Hihi.. Yang jelas tempat itu berada di Kawasan Mega Mas, yang aku ingat justru tempat makan yang ada di seberang tempat makan malam kami, yaitu Wahaha Seafood. Dan hal lain yang aku ingat adalah, masakannya enaakkkkkkkk. hehehe :p

Udang Saus Telur Asin, it is my favorite food on that dinner


Tatapan naas perahu ini mewakili hatiku yang menangis karena tidak dapat mengeksplor Bunaken.
(Haha.. Ini Lebay banget ampooonnn)

I am too busy that day, sibuk karena fokus sama tanggungjawab kerjaan dan sibuk menikmati alam Minahasa. Sampai aku lupa, bahwa malam itu adalah malam natal. Huhuhu, i feel a little bit sad when the light on Christmas Tree on the street is on. I miss my Family :(


I really love this place, but I love my Family the most.
Someday, i must come back to this beauty city, and visit Bunaken for sure.
IT IS A MUST.
I won't let the chance gone twice.
SEE YOU SOMEDAY BUNAKEN :D

Personal Review: Hotel di Palembang

Sesuai dengan judul di atas, kali ini saya mau membagi sedikit pengalaman tentang dua hotel yang pernah saya pilih sebagai tempat menginap di Palembang.

Hotel Sentosa


Hotel Sentosa
Jalan Radial, no 999, Palembang
Telp (0711) 373999


Hotel ini berlokasi di jalan Radial, cukup strategis, berada di deretan ruko, dan dekat dengan Pusat Perbelanjaan. Readers dapat mencapai Ramayana hanya dalam waktu kurang dari lima menit, karena jaraknya kurang dari 50 meter dari hotel ini. Buat tambahan informasi, tepat di belakang Ramayana, ada pasar 46 (atau 64? saya lupa.. hehe :p) yang menjual berbagai jenis barang khas dari kota ini, mulai dari pernak-pernik, gantungan kunci, sampai batik bermotif songket. Jangan sungkan untuk menawar harga ya kalau berbelanja di pasar ini, dan periksa terlebih dulu barang yang akan di beli dengan seksama :)
Selain Ramayana, hotel ini juga dekat dengan Palembang Indah Mall. Dari segi lokasi, mungkin readers tidak akan kecewa.

Sekarang, saatnya membahas harga, keadaan, dan service hotel.
(Jeng jeng jeng.....! Ehem..)
Untuk harga, ada varian dari beberapa jenis kamar yang di tawarkan hotel ini. Harga yang ditawarkan hotel ini cukup murah, yaitu mulai dari 200 ribuan sampai dengan 500 ribuan.
Berhubung saya hanya mencoba di dua jenis kamar, jadi hanya dua kamar yang akan saya review. Hehe

A. Tipe kamar Superior

Harga yang di tawarkan 245.000 rupiah per malam, belum termasuk pajak 10 persen. Fasilitas kamar: dua kasur single bed/satu kasur king size bed, meja rias, lemari dengan beberapa hanger, TV kabel (layar tabung) 21 inchi, AC, telepon, dan water heater.


Kamar Superior, Hotel Sentosa, Palembang

Kamar mandi: cukup bersih, dan peralatan mandi lengkap untuk dua orang (tanpa shower cap). Aliran air hangat kurang memuaskan, ngalirnya kecil banget, mungkin karena alat pemanas sudah tua. Huhu

Kamar Mandi di kamar Superior, Hotel Sentosa, Palembang

Kondisi kamar: tidak ada jendela, sehingga terasa pengap dan lembab.

B.  Tipe Kamar Deluxe

Kamar ini ditawarkan dengan harga 325.000 rupiah per malam, belum termasuk pajak 10 persen.
Fasilitas kamar: ranjang king size bed, AC, TV kabel (layar datar) 32 inchi, telepon, meja rias, lemari, sofa, water heater, dan mini bar.
Kondisi kamar: ada jendela, dan balkon, namun tetap terasa lembab.

Mini Bar di Kamar Deluxe, Hotel Sentosa, Palembang

Kamar Deluxe, Hotel Sentosa, Palembang

Kamar mandi: cukup bersih, lebih luas dari superior, dan peralatan mandi lengkap untuk dua orang (tanpa shower cap). Aliran air hangat lebih kencang dari kamar sebelumnya. Namun, di kamar saya, saat itu kunci kamar mandi rusak, sehingga kamar mandi tidak dapat di kunci -___-

Kamar Mandi di Kamar Deluxe, Hotel Sentosa, Palembang

Kondisi hotel secara umum: service kurang memuaskan, banyak debu, tidak disediakan makan pagi, dan tidak tersedia lift, sedangkan hotel ini terdiri dari 4 lantai. Huhuu.. Capek T^T
 

 

Hotel Grand Duta Palembang

Hotel Grand Duta
Jalan Radial, no. 1, Palembang
Telp (0711) 372700, 366027

Lobby Hotel Grand Duta

Hotel ini berlokasi di jalan Radial, posisinya berada TEPAT di seberang Ramayana, sedikit lebih strategis dari Sotel Sentosa, karena lebih dekat ke Ramayana dan PIM. Dan lebih banyak unggul dari hotel tersebut. Hehe
Hotel ini merupakan salah satu hotel yang menjadi penginapan selama Sea Games 2011 berlangsung. Harga yang ditawarkan bervariasi, mulai dari 300 ribuan sampai dengan 900 ribuan. Akan tetapi, sama seperti hotel yang saya bahas sebelumnya, hanya dua tipe kamar yang bisa saya bagikan ceritanya.

A. Tipe Kamar Superior

Harga yang di tawarkan 370.000 per malam, sudah termasuk PPN dan termasuk santap sahur dan berbuka untuk dua orang (harga di bulan Juli 2013), saat saya berkunjung di sana, sedang bulan Ramadhan, jadi mungkin jika hari biasa service yang akan di dapat hanya termasuk makan pagi.

Fasilitas kamar: satu buah king size bed, lemari, meja rias, TV kabel LCD, telepon, AC, dan kipas angin. Tambahan informasi: di dalam lemari, disediakan sebuah sajadah.
Kondisi kamar: sangat bersih, ada jendela, namun tidak ada view. (Kondisi kamar yang terlihat digambar berantakan karena barang-barang saya.. hehehe)

Kamar mandi: sangat bersih, peralatan mandi lengkap untuk dua orang, dan terdapat bath tub.


B. Tipe Kamar Deluxe

Harga yang di tawarkan 500.000 per malam, sudah termasuk PPN, dan sama seperti kamar Superior, termasuk makan sahur dan berbuka untuk dua orang.
Fasilitas kamar: dua buah single size bed/ satu buah king size bed, lemari, meja rias, TV kabel LCD, telepon, AC, dan kipas angin. Tambahan informasi: di dalam lemari, disediakan sebuah sajadah, ukuran kamar jauh lebih luas, dan ada tambahan kaca full body.


 Di lemari itu, salah satu baju kesayangan saya tertinggal. huhuhu :'(

Kamar mandi: sangat bersih, peralatan mandi lengkap untuk dua orang, dan terdapat bath tub.

Kondisi kamar: sangat bersih, ada jendela, dengan pemandangan lingkungan sekitar hotel.

Pemandangan dari Jendela Kamar Saya, Rumah Susun. Entah mengapa saat melihat bangunan itu saya merasa sedang tidak berada di Indonesia. Mungkin karena bentuk bangunan yang persegi, dan pernah melihat bangunan seperti itu melalui film Fast and Furious 6 yang berlatar di Brazil. IT'S BRAZIL PINGGIRAN. hihihihi (sok tau)

Pemandangan dari Jendela Kamar Saya yang lain


Secara pribadi, saya lebih merekomendasikan Hotel Grand Duta. Ada keamanan dan kenyamanan yang lebih tinggi di hotel ini.

Sekian review saya mengenai hotel di Palembang, pengalaman tersebut saya alami di bulan Juli 2013.
Semoga membantu :)

my KKN Family

When you are getting apart from those people you are live with, the sadness fill up the heart.
We are separated, but the memories don't.



Kegiatan KKN dari Universitasku resmi berakhir.
Kegiatan itu memberi banyak pengalaman berharga, dan persahabatan yang tak ternilai harganya.
:)

New friend who can accept you as their best friend, share each other, laugh together, cares and don't care how annoy you are. I call them, Family. - Ayu.

And, here we are..


Now, our programs was over, and it have done with great result.
So, we should go and reach our personal dreams.
Let's make that dreams come true.
When the time is come, let's meet again, my Family.
Salam Geunyal :D


Friday, 19 July 2013

Zona Abu-Abu.

Keraguan di antara sebuah keinginan.
Zona Abu-Abu.

Haruskah tetap disini ataukah melangkah pergi melalui medan yang tak diketahui itu?
Apa yang sebenarnya kau inginkan?
Kau tahu bukan?
Kau pasti tahu..
Kau hanya khawatir jika seandainya medan yang akan ditapaki terlalu jauh dan berbatu.
Meski jauh dan berbatu, bukankah itu tetap jalan? Sebuah jalan selalu dapat dilewati.
Bahkan, jika tak ada jalanpun, kau tetap dapat melewati tempat itu, selalu ada penghubung antara dua hal yang tak bersatu.
Hanya saja, kau harus berusaha lebih lagi.
Bukan hanya mengandalkan kekuatanmu sendiri, kau juga harus berusaha berinteraksi dengan penghubung itu.

Tapi...
Bagaimana jika jalan itu terlalu jauh?
Perjalanan itu akan sangat melelahkan.

Apa yang kau inginkan?
Kau tahu bukan?
Kau pasti tahu...
Perjalanan itu terlalu jauh, terlalu lama untuk dijalani.
Namun, disana, yang kau inginkan itu menunggumu.
Sama sepertimu, yang kau inginkan juga menunggumu selama kau melakukan perjalanan menjemputnya.
Bukankah lebih membosankan jika kita hanya duduk diam menunggu hal yang tak pasti tanpa melakukan apapun?
Mengapa kau tak bergegas?
Bagaimana jika yang kau inginkan dijemput oleh orang lain?
Karena terkadang, beberapa orang menginginkan hal yang sama.
Keluarlah, keluar dari zona abu-abu itu, dan nikmati perjalananmu.
Kau tau yang kau inginkan.

Thursday, 11 July 2013

Manado: menginap dimana?

Manado, sebuah kota di penghujung utara pulau Sulawesi.
Kota penuh pesona alam dan budaya.
Aku sepertinya jatuh cinta pada kota ini.

Perjalanan ini masih sama seperti perjalanan sebelumnya, masih urusan pekerjaan.
Pekerjaan dengan bonus liburan di akhirnya. Hehe.. And I really love this kind of job :D
Aku dan 5 orang patnerku (sekaligus temanku) terbang ke Manado dari Bandung menggunakan Bata*** air saat itu. Ini pertama kalinya kami menggunakan maskapai penerbangan ini.
Kami memilih maskapai ini karena faktor harga, paling murah.. Hihi
Meskipun perjalanan ini dibiayai oleh atasan kami, namun, kita harus bijak dalam menggunakan uang bukan?
:)

Saat itu, bulan Desember, saat natal tiba. Harga tiket sedang tidak bersahabat, selain itu, tujuan kami adalah Manado. Salah satu kota dengan populasi umat Kristiani terbesar di Indonesia.
Wajar saja harga tiket melambung tinggi, dan kami memesan tiket sehari sebelum keberangkatan.
Bisa dibayangkan bukan?
Pemilihan tiket harus dilakukan sebijak mungkin (dibaca sehemat mungkin) :p
Kami memilih penerbangan sore, sengaja, agar bisa melihat sunset dari pesawat^^
Aku memilih window seat, dan benar saja, seperti yang ku duga, semburat keemasan karena tenggelamnya mentari itu benar-benar indah.
Aku ingin terus memandang mentari yang tenggelam perlahan di belakangku itu.
Tapi tidak ku lakukan..
(Soalnya pegel boo.. Kami terbang dengan arah berlawanan dengan tenggelamnya matahari, jadi harus ngeluarin ekstra tenaga buat ngeliat ke belakang dari kaca jendela) 3 jam 30 menit perjalanan dengan batavia air cukup membuatku terkesan. Pertama, terkesan karena live sunset, dan kedua karena penerbangannya yang kurang nyaman. Sangat tidak nyaman sebenarnya T^T
Turbulensinya sangat terasa, dan itu membuatku cukup mual, dan berjanji pada diriku sendiri untuk tidak menggunakan maskapai ini lagi.
Dan janji ini pasti terealisasi, karena sekarang maskapai ini berenti beroperasi. Horeeeeee! !! :p
Lupakan batavia air, dan kembali ke cerita :D

Kami sampai di bandara Sam Ratulangi cukup larut. Pukul 23.00 waktu setempat kalau tidak salah.
Tengah malam di tempat asing.
Bingung? Iya. Pusing? Sangat. Lapar? Jugaaaaa. Haha :p
Jadi kami putuskan untuk makan terlebih dahulu sebelum memutuskan bagaimana nasib yang akan kita jalani berikutnya.
Sembari makan, kami searching penginapan untuk menampung kami, setelah searching, searching, dan searching lewat bantuan om google, kami memutuskan untuk menginap di hotel VINA. Jeng jeng!
Kenapa hotel Vina?
1. Ada jemputan gratis ke bandara.
2. Harga murah meriah, cuma 175 ribu per malam, include makan pagi.

Begitu nyampe hotel, agak sedikit shock. Apalagi waktu masuk kamar.
Hmmmmhhhhh :|
Kami pesen kamar dengan spesifikasi king size bed, dan emang king size sih..
Tapi.. . . Kualitasnya ga pantes buat di sebut king version.
Kamar tidak bisa di kunci, kasurnya udah tua, jadi tingkat ke"enyoy"an kasur sudah berkurang, sangat berkurang sampai pegas kasurnya itu terasa di balik punggung.
Selain itu, sprei kasurnya terlihat lusuh, agak sedikit aras-araseun untuk berbaring di atasnya, aroma kamar kami cukup khas, semacam bau curut, tukas teman sekamarku. Wuahaha

Begitu masuk toilet, kami disambut oleh toilet duduk yang sudah menguning, dan hanya bisa disiram manual, air juga tidak mengalir lancar, jangan heran jika tiba-tiba air mendadak berhenti mengalir saat anda menggunakan toilet, karena hak itu juga terjadi pada kami. Hiyahaha
Tapi kamar kami cukup baik jika di bandingkan dengan kamar lain, kamar lain lebih mengenaskan.
Di kamar kami terdapat TV dan AC (tapi ga berfungsi sih), dan kipas angin yang baling-balingnya sudah agak kesulitan untuk berputar.
Satu kata yang menggambarkan hotel kami di malam pertama ini adalah NGENES.
Di tambah menu sarapan yang tidak kalah ngenesnya. Nasi goreng kering tanpa rasa. wuahaha *tepok jidat* x)

Setelah selesai sarapan, kami langsung berpencar ke lokasi pekerjaan masing-masing.
Kali ini, aku hanya masih bercerita mengenai perjalanan non-job ku selama di Manado. Jadi, singkat cerita, aku dan kedua rekanku selesai bekerja (kebetulan kami bertiga ditempatkan di kabupaten yang sama). Selama bekerja, kami ditemani oleh seorang pendamping dari kabupaten tersebut, yaitu kabupaten Minahasa Utara.
Berkat bantuan beliau, kami mendapatkan sebuah hotel yang nyaman, dan dengan harga sesuai kantong. Aku merasa benar-benar beristirahat sejak pindah ke hotel tersebut. Hehehe (lebay)

Hotel Grand Central Manado.

Harga kamar yang ditawarkan hotel ini bervariasi, mulai dari 475.000 rupiah per kamar (untuk weekdays).
Menurutku, harga tersebut cukup murah, karena fasilitas yang ditawarkan sangat memuaskan.
King Size Bed and real King Bed Version, AC yang benar-benar berfungsi, kunci kartu, Water heater, TV kabel, meja rias, dll, tidak seperti hotel pertama kami. Dan lagi, satu kamar ini dapat ditempati oleh dua orang, jadi jika dihitung-hitung, permalam satu orang hanya perlu membayar 237.500 rupiah untuk mendapatkan kenyamanan yang ditawarkan tersebut, termasuk makan pagi yang benar-benar memanjakan perut :))
Jelas saja fasilitas di hotel ini memuaskan, karena memang ini hotel berbintang. Jadi sebenarnya, kedua hotel yang ku ceritakan ini tidak bisa di bandingkan, tidak setara. Hehehe :p

Cerita di atas hanya sebuah cerita mengenai sebuah pengalaman, bukan sebuah cerita yang ditulis untuk menjelek-jelekan salah satu pihak :)
Aku hanya ingin berbagi tips dan pengalaman..

  1. Memilih penginapan saat melakukan traveling itu sangat penting, karena kita perlu stamina yang cukup untuk bertraveling di siang hari, dan stamina itu dibangun salah satunya melalui istirahat yang baik.
  2. Pemilihan hotel juga harus disesuaikan dengan budget yang di miliki.
  3. Siap dengan segala resiko dari pilihan yang telah kita ambil, kalau kita memilih hotel dengan low price, maka harus siap pula dengan low facility, begitu juga jika kita ingin mendapatkan best facility, harus siap membayar lebih.


Selalu ada harga yang harus di bayar jika kita ingin mendapatkan sesuatu hal.

Sekian postingan kali ini, thanks for reading :D
Traveling in Manado is to be continued :D